Asuhan Keperawatan Asma Bronkial

Maret 26, 2011 3 komentar

Pengertian

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society ).

Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.

2. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

3. Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

 

Download Askep Lengkapnya Disini

 

Askep Klien Dengan Gangguan Pembuluh Darah : Stroke

Maret 26, 2011 3 komentar

I. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

Perdarahan intracerebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan olek karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (UPF, 1994)

2. Anatomi fisiologi

a. Otak

Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)

Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.

Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.

Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.

Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi

(Sylvia A. Price, 1995)

b. Sirkulasi darah otak

 

Download Askep Lanjutannya Disini

 

ASKEP KEDARURATAN SISTEM JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Asuhan Keperawatan Pasien Krisis Hipertensi:

Merupakan kedaan, dimana tekanan darah meningkat dan menetap pada nilai yang tinggi ( distosik 120 – 150 mmHg ) atau lebih dan disertai penyulit seperti

ensepalopati, payah jantung kiri akut, perdarahan otak, hipertensi maligan ganas / cenderung mengarah ke keadaan buruk.

1 . Penurunan curah jantung sehubungan de-ngan peningkatan kerja otot jantung akibat dari pada peningkatan tekanan darah

Data Penunjang :

Tekanan darah lebih da-ri 160/95 mmHg. Pu-sing, lemah, lelah, kebal diekstremitas kram otot, gangguan penglihatan, keringat dingin, susah nafas, palpitasi, perifer dingin epistaksis. Penurunan curah jantung dapat diatasi :

Kriteria :

  • Peranafasan 16-24 x / menit
  • Tekanan darah
  • 100 = 160 mmHg
  • 70 – 90
  • NR 60 – 100 x / menit – Kaji observasi peningkatan tekanan da-rah setiap 1 jam riwayat hipertensi.

Rencana Tindakan:

  • Ukur tekanan darah pada kedua lengan pada saat tidur, duduk &berdiri.
  • Kaji adanya sakit dada, sesak nafas, pe-nurunan produksi urine.
  • Observasi perubahan sensorik / motorik seperti adanya sakit kepala, perubahan tingkah laku, mual, muntah, gangguan penglihatan, kejang, dan lain-lain.
  • Anjurkan pasien istirahat.
  • Anjurkan makan dengan porsi kecil.
  • Kerjasama dengan tim kesehatan, dalam :
  • Pemberian diet rendah garam
  • Pemberian obat-obat anti hipertensi.

2. ………………….

Download Askep Kedaruratan Jantung Paru Lengkapnya Disini

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF

PENDAHULUAN

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, refersibel dimana trakeo bronkial respon secara hiper aktif terhadap stimuli tertentu. Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakhea dan bronkus terhadap beberapa rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-rubah baik secara spontan maupun dari pengobatan ( the American thoracic Society).

Masalah utama pada Tn D adalah bersihan jalan nafas tidak efektif suatu ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih.

STUDY PUSTAKA

A. Pengertian

Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan napas (Nanda, 2005)

Batasan karakteristik bersihan jalan napas tidak efektif :

1. Dispnea

2. Penurunan suara napas

3. Orthopnea

4. Suara napas tambahan : rales, krakles, ronkhi, whezing

5. Batuk tidak efektif

6. Produksi Sputum

7. Sianosis

8. Kesulitan bicara

9. Mata melebar

10. Perubahan ritme dan frekuensi pernapasan

11. Gelisah

B. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.

1. Faktor predisposisi

Genetik : Dimana yang diturunkan adalah bakat alergi, meskipun belum diketahui bagaimana cara penularannya yang jelas. Karena adanya bakat alergi, penderita sangat mudah terkena penyakit astma bronkial jika terpapar dengan faktor pencetus, selain itu hipersensitifitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

2. Faktor presipitasi

Alergen : Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bkteri dan polusi.

b. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Ex: makanan dan obat-obatan.

c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Ex: perhiasan, logam dan jam tangan.

Perubahan cuaca : Cuaca lembab dan hawa pegunungan sering mempengaruhi asma

Stres : Stres atau gangguan emosi dapat emnjadi pencetus serangan astma dan juga bisa memperberat serangan astma. Penderita astma yang mengalami stres/ gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah karena jika stresnya belum diatasi maka gejala astmanya belum bisa diatasi.

Lingkungan kerja : Berkaitan dengan dimana sipenderita bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.

Olah raga/ aktivitas jasmani yang berat : Serangan astma dapat terjadi jika penderita melakukan aktivitas yang berat. Lari cepat paling mudah menyebabkan serangan astma.

……………………………

Download Askep Gangguan Sistem Pernafasan Lengkapnya Disini